Friday, March 13, 2020

Sudut Sepi, Rindu mengelabui


Di antara lampu-lampu temaram, mataku suram terlabui, 
angin memetik gitar disuarakannya gulana; 
rinduku purba dalam dekapan sepi tengah malam. 
Di rumah barumu; 
aku beku nisan batu serupa kamboja kering, 
kabur dalam hening, 
sapa rindu tak pernah mengering, 
aku tergeletak, 
dan aku hanya mampu mengamini do'a-do'aku sendiri.

Betapa senyap tak pernah lenyap,
lekuk senja mulai membungkuk,
memaksa malam menyiram gelap dan hitam,
hadirmu lengkap, nadi terjebak detak.






Share:

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Tentang

"Nalar dan imajinasi yang dipengaruhi oleh kata-kata akan lebih menusuk jantung dari pada berdiam diri menatap luka. bahagia bila terlukiskan lewat alunan pena, jernih mengintip diksi yang bersembunyi dibalik meja. Dhksajak.blog hadir menemui titik tumpu mengajak luka menjadi canda, diam menjadi terbuka" Dhksajak hanya seorang yang biasa mengarahkan kata-kata dijalur yang mungkin agak berbeda. karena kita memang terlahir tak sama, namun pikiran kita bisa menyatu dengan cengkraman nyata dan seksama.