Di antara lampu-lampu temaram, mataku suram terlabui,
angin
memetik gitar disuarakannya gulana;
rinduku purba dalam dekapan sepi tengah
malam.
Di rumah barumu;
aku beku
nisan batu serupa kamboja kering,
kabur dalam hening,
sapa rindu tak pernah
mengering,
aku tergeletak,
dan aku hanya mampu mengamini do'a-do'aku sendiri.
Betapa senyap tak pernah lenyap,
lekuk senja mulai membungkuk,
memaksa malam menyiram gelap dan hitam,
hadirmu lengkap, nadi terjebak detak.
0 komentar:
Post a Comment