Thursday, January 31, 2019

Sajak : Perindu yang lugu

"Tidak pernah tahu menahu bagaimana perasaan itu bisa datang, 
membayangi langkah awal yang tanpa rencana menyuruh 
untuk meraba sesuatu yang ternyata luka.
Kita hanyalah sebatas rindu yang pura-pura melangkah, 
kerangka dan bangkai berserakan tanpa arah. 

Kadang kita bingung mengusik rindu, 
Kadang juga takut untuk saling mendekati, 
karena tak sepaham dalam cengkaraman. 
Aku bisa saja berterima kasih kepada waktu, 
yang telah banyak menerimaku dengan senyum. 

Ia melambai dengan halus dan mengatakan 
" sudahlah, kau dan perjuanganmu masih panjang ", 
sontak keringat yang selama ini menemani tak lagi berkeluh kesah, 
bahkan ia seolah ingin lompat tinggi penuh tensi.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Tentang

"Nalar dan imajinasi yang dipengaruhi oleh kata-kata akan lebih menusuk jantung dari pada berdiam diri menatap luka. bahagia bila terlukiskan lewat alunan pena, jernih mengintip diksi yang bersembunyi dibalik meja. Dhksajak.blog hadir menemui titik tumpu mengajak luka menjadi canda, diam menjadi terbuka" Dhksajak hanya seorang yang biasa mengarahkan kata-kata dijalur yang mungkin agak berbeda. karena kita memang terlahir tak sama, namun pikiran kita bisa menyatu dengan cengkraman nyata dan seksama.