"Tidak pernah tahu menahu bagaimana perasaan
itu bisa datang,
membayangi langkah awal yang tanpa rencana
menyuruh
untuk meraba sesuatu yang ternyata luka.
Kita hanyalah sebatas rindu yang pura-pura
melangkah,
kerangka dan bangkai berserakan tanpa arah.
Kadang kita bingung mengusik rindu,
Kadang juga takut untuk saling mendekati,
karena tak sepaham dalam cengkaraman.
Aku bisa saja berterima kasih kepada waktu,
yang telah banyak menerimaku dengan senyum.
Ia melambai dengan halus dan mengatakan
" sudahlah, kau dan perjuanganmu masih panjang ",
sontak keringat yang selama ini menemani tak lagi berkeluh kesah,
bahkan ia seolah ingin lompat tinggi penuh tensi.
0 komentar:
Post a Comment