Denyut demi denyut kunikmati.
Merasa luas mata memandang, lega ikrar baru saja lewati tenggorokan.
Aku akui, gugup.
Seperti ada yang berbisik, " selamat datang pengantin baru".
Betapa tidak senangnya hati
seraya bersyukur dipersatukan dengan orang yang kita cintai.
alhamdulillah.
sepertinya kegelisahan itu segera berpindah tempat.
Sekarang kau istriku, ya istriku.
kau separuh senja yang tiap kali hadir
lalu membuatku merenung tentang keindahan.
"Entah apa yang membuatku berani" selain yakin dan penuh khidmat
tanganku menggenggam tangan penghulu serta mengucapkan akad.
Bayangmu sepertinya datang lebih awal dari pada jiwamu,
benakku memang ingin bersamamu saat Qalam terdengar " Saya nikahkan anakku" itu.
terjawab sudah " Saya terima nikahnya"...............
hmmmmmm.
Kita kini berada dalam renungan yang sama.
perahu yang sama, dan sendu-sendu yang kuharap juga akan sama.
"indanhya merayakan cinta"