Wednesday, December 18, 2019

Kao wan denem

Si kerna jenta aku mulangkah ni kiding mudedik sisu,
kati buge die sawah cerak sepapah ken pediangte puren.
bier tujuen gaip ilen,
tapi rebah ni tungkukmu padih enti ken sengkat ni mataku.

Denemku nge mepat sara sagi,
ketier ni judu memang mejen pait mejen lungi
ari karena wujudmu si kukenaki kati
jarakmu kurasa dekat,
sikerna cerak nge i amat kati nguk siku murapat.

Kao wan denem.

gere tejengkali aku ike nge osop rasa,
gere tetatah aku ike lalemu nge ken putus asa.

kao wan denem.


- Isya Andika









Share:

Tuesday, December 10, 2019

“RINDU BERGEMURUH”


Tak tahu pasti kapan ia hadir terkahir kali. Wajah anggun itu terbayang dalam benak, tak mampu menghitung berapa kali ingatan terjebak diantara rindu yang terus saja ingin tak beranjak.

Bukan hal aneh jika ia kubiarkan saja mempengaruhi kepala
untuk terus berimajinasi seperti layangan yang merasa selalu terbang. Aku bahkan senang jika ia berterus terang untuk selalu bertemu tanpa harus menyatakan diri sebagai tamu. 

Rindu, kau bagaikan sayup lentur tubuh
yang sedang menari, mataku menatap tiada henti.
Gemulai wajah tampak asing namun seolah sering berjumpa
Ah rindu, kau membuatku malu atau bahkan
aku sudah tak sudi melirik perasaan yang lain.

Tampaknya aku telah lama jatuh hati 
pada selembar rindu yang membantu hati berdetak.
Rindu, kau menghidupkan angan masa depan,
denganmu, aku ingin menjadi setitik tunggu
yang tak lapuk di hujan tak lekang di panas.

Jika kali ini juga kau tak kunjung ingin menetap,
lalu rindu mana lagi yang bisa kuajak mendekat?.
jika titipan rindu ini juga kau tak bisa pegang erat,
maka perasaan mana lagi yang harus kurangkai untuk kuikat?.

Kau satu-satunya rasa yang yang bisa kucerna
dari kemuakanku menanam benih cinta yang ujung-ujung 
tersambar dari rasa sabar.
Kau anugrah yang tak pernah terencana, 
kau bisu yang mampu membuatku menyapa.
karena ia tidak untuk dipaksa. karena yakin,
Rindu adalah teori tertinggi dari cinta.















Share:

Wednesday, December 4, 2019

DENGANMU, KITA TUA BERSAMA

Pagi selalu punya cerita.
dengan lekukan rasa yang terus saja tak pernah bosan
menghentikan lega karena rindu yang mulai menerka.

Hela nafas yang tak ingin dikhianati muncul pelan-pelan.
ia hanya ingin sejalan dengan kepastian.

jika saja terus singgah pada hati yang berpotensi membuat kecewa
maka penyesalan bukan lagi yang asing.

terjalin atau tidak terjalin,
kita sama-sama tahu bentuk mana yang akan kita sentuh
untuk dijadikan akhir dari sebuah pencarian.

harapanku, bahkan mungkin harapan kita adalah itu.

Sungguh aku ingin menatap hari tua bersamamu.
ketika pagi adalah hal yang bukan sekedar soal berakhirnya malam
namun juga soal aku yang selalu menatapmu pertama kali tiap pagi.

ketika itu kau buatkan kopi, lalu aromanya sampai ketempat tidurku,
bayangkan saja, aku mulai berkhayal bak iklan tv.

ah sudahlah.

aku ingin dirimu menjadi bagian terakhir dari semua cerita yang pernah hancur berkeping-keping.



                                   
                               
                                           Minggu, 17 November 2019

                                           - dkds
Share:

Popular Posts

Tentang

"Nalar dan imajinasi yang dipengaruhi oleh kata-kata akan lebih menusuk jantung dari pada berdiam diri menatap luka. bahagia bila terlukiskan lewat alunan pena, jernih mengintip diksi yang bersembunyi dibalik meja. Dhksajak.blog hadir menemui titik tumpu mengajak luka menjadi canda, diam menjadi terbuka" Dhksajak hanya seorang yang biasa mengarahkan kata-kata dijalur yang mungkin agak berbeda. karena kita memang terlahir tak sama, namun pikiran kita bisa menyatu dengan cengkraman nyata dan seksama.