Tuesday, December 10, 2019

“RINDU BERGEMURUH”


Tak tahu pasti kapan ia hadir terkahir kali. Wajah anggun itu terbayang dalam benak, tak mampu menghitung berapa kali ingatan terjebak diantara rindu yang terus saja ingin tak beranjak.

Bukan hal aneh jika ia kubiarkan saja mempengaruhi kepala
untuk terus berimajinasi seperti layangan yang merasa selalu terbang. Aku bahkan senang jika ia berterus terang untuk selalu bertemu tanpa harus menyatakan diri sebagai tamu. 

Rindu, kau bagaikan sayup lentur tubuh
yang sedang menari, mataku menatap tiada henti.
Gemulai wajah tampak asing namun seolah sering berjumpa
Ah rindu, kau membuatku malu atau bahkan
aku sudah tak sudi melirik perasaan yang lain.

Tampaknya aku telah lama jatuh hati 
pada selembar rindu yang membantu hati berdetak.
Rindu, kau menghidupkan angan masa depan,
denganmu, aku ingin menjadi setitik tunggu
yang tak lapuk di hujan tak lekang di panas.

Jika kali ini juga kau tak kunjung ingin menetap,
lalu rindu mana lagi yang bisa kuajak mendekat?.
jika titipan rindu ini juga kau tak bisa pegang erat,
maka perasaan mana lagi yang harus kurangkai untuk kuikat?.

Kau satu-satunya rasa yang yang bisa kucerna
dari kemuakanku menanam benih cinta yang ujung-ujung 
tersambar dari rasa sabar.
Kau anugrah yang tak pernah terencana, 
kau bisu yang mampu membuatku menyapa.
karena ia tidak untuk dipaksa. karena yakin,
Rindu adalah teori tertinggi dari cinta.















Share:

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Tentang

"Nalar dan imajinasi yang dipengaruhi oleh kata-kata akan lebih menusuk jantung dari pada berdiam diri menatap luka. bahagia bila terlukiskan lewat alunan pena, jernih mengintip diksi yang bersembunyi dibalik meja. Dhksajak.blog hadir menemui titik tumpu mengajak luka menjadi canda, diam menjadi terbuka" Dhksajak hanya seorang yang biasa mengarahkan kata-kata dijalur yang mungkin agak berbeda. karena kita memang terlahir tak sama, namun pikiran kita bisa menyatu dengan cengkraman nyata dan seksama.