Seperti terjebak daLam sekap,
kau sikap yang diam di depan, ngoceh dibelakang.
lembutmu adalah kepalsuan.
kau begitu terbudak.
Aura mengais pada lelah,
merintis tak tentu arah.
sinting melinting, gaduh menyentuh,
lurus tapi lumpuh.
langkahmu tak begitu pandai namun seolah lihai,
jiwamu adalah tempat berkumpulnya keluhan.
langkahmu tak begitu pandai namun seolah lihai,
jiwamu adalah tempat berkumpulnya keluhan.
aku sudah membaca titik terendahmu.
aku juga sudah tahu ada rasa cemas yang sangat tak perlu disana.
kau seolah selalu membuatku menjengkali kejengkelan yang akan hadir,
keluhmu bukan sebuah takdir !
kau seolah bisa membagi kemampuan denganku.
kau ratakan nafas penuh keluh itu pada semua kesempatan
hingga nampak semuanya serba sukar, padahal hanya sedikit sulit.
kau merekayasa kepastian.
"Anjing, babi, kucing,,...."
seolah semua bait-bait nama binatang ingin kulafal satu persatu.
bukan tanpa sebab, anggap saja itu makian kecil yang hadir dari otak belakangku, bukan dari hatiku.
hingga nampak semuanya serba sukar, padahal hanya sedikit sulit.
kau merekayasa kepastian.
"Anjing, babi, kucing,,...."
seolah semua bait-bait nama binatang ingin kulafal satu persatu.
bukan tanpa sebab, anggap saja itu makian kecil yang hadir dari otak belakangku, bukan dari hatiku.
Pusing.
aku seolah ikut pusing saat kau bicara dengan lantang "Pusing".
aku muak dengan ocehan tak jelas itu.
aku muak dengan ocehan tak jelas itu.
kau sepertinya kehabisan energi untuk berpikir. aku tahu kau boros menggunakannya. bahkan hal yang tak perlu kau pikirkan menjadi bebanmu.
muak, aku sangat muak.