Tuesday, February 5, 2019

Sajak : Sinis Tak Terlukis

Kau merindui dengan wajar.
Kau tahu selesai namun belum berakhir.
Katakan padaku apa yang pikiranmu sedang arahkan.
Aku ingin terlibat dalam ikatan itu,
seperti rasa yang pernah tertawarkan namun tertawan.

Aku memang perindu yang lucu atau mungkin lugu.
Pantulanmu selalu menjadi alasan malamku tak berujung.
Indah, namun menyiksa. Kau tinggalkan waktu dan tanggal secara pasti,
yang jika ku ingat-ingat renungku berubah hal gila yang semakin kucaci.
Kau pantun yang tak beruntun, kau puisi yang tak jernih mengelabui hati,
kau palsu, aku hilang.

Sadar betapa pelik rindu yang saling berbenturan, 
ketika pilihan enggan memberi jalan pulang.
perasaan itu kadang semakin menggebu menusuk diqalbu,
sementara jiwa jarang mengakui tentang arti sebuah luka.

jauh sebelum rindu mengetuk 
aku sudah menyiapkan rintih rasa yang tertusuk,
menjeda cerita untuk mengatasi rambu-rambu tajam 
untuk sekedar tahu bahwa keadaan semakin kelam.

tidak menangisi rindu itu 
tidak pula menyesali,
keadan memang menguji nyali 
saat titik batas terlampaui.

bukan mencela jiwa yang hatinya terlambat menelaah
tapi sadar bahwa setiap sinis yang tak terlukis 
ada anugrah penuh hikmah
ada cinta yang tak bekesudahan...
ia adalah  indahnya rasa syukur.







Share:

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Tentang

"Nalar dan imajinasi yang dipengaruhi oleh kata-kata akan lebih menusuk jantung dari pada berdiam diri menatap luka. bahagia bila terlukiskan lewat alunan pena, jernih mengintip diksi yang bersembunyi dibalik meja. Dhksajak.blog hadir menemui titik tumpu mengajak luka menjadi canda, diam menjadi terbuka" Dhksajak hanya seorang yang biasa mengarahkan kata-kata dijalur yang mungkin agak berbeda. karena kita memang terlahir tak sama, namun pikiran kita bisa menyatu dengan cengkraman nyata dan seksama.