"Malam itu" memang tak
satupun senyap rinduku berfungsi, ia hanya ingin terus menikmati sela-sela
sekaratnya cinta yang akan mati namun tetap dirindui, wajahnya rapuh menatap
basi, tak bisa kujelaskan bagaimana ia berkeskpresi. Aku yang ingin menatap diriku
sendiri dan berkata, "ah sudahlah saat seperti inilah kau harus bangkit
dari ketidak sengajaanmu menghampiri rindu yang seharusnya tidak kau temui,
rasa syukurmu lah yang terpenting, bahwa semua hal buruk bisa saja
terjadi", tapi faktanya aku merasakan sendiri itu memang kurang mempan
untuk kondisi hati yang seperti ini.
ah itulah, aku memang sudah bermain
dengan api, maka ada kalanya tak terbakar tanpa sadar di sisi yang ku
benci.
ini juga memang tak harus ku
tangisi,
aku hanya tertarik dengan ini :
"Pernah
bahagia kita merekah indah tanpa sedikitpun rasa gelisah.
Saat
lantunan rindu adalah alasan setiap pertemuan.
Saat
mencintaimu bukan hanya sekedar lamunan.
Aku tak
pernah menyesal akan keputusanmu memilihnya.
Yang aku
sesalkan, tiada setitikpun kesempatan bagiku
untuk
membuatmu bahagia.
Kesalahanku,
menjadikanmu alasan segala rindu.
Waktupun
mengurai tetesan hujan menjadi bulir-bulir kenangan.
Ia menelusuk
tanpa permisi menuju nurani.
Bukan perih
yang aku ratapi, tapi pengertian yang tak pernah kau beri.
Sadarlah,
aku telah mencintaimu dengan terengah-engah.
Mencibir
oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara
yg boleh
mengisi setiap rongga.
Menghempas
darah dengan namamu yang mengalir
membuat
jantungku tetap berirama.
Padamu aku
jatuh hati.
Kesalahanku,
tak pernah mencintai selain kamu.
Tingkat sepi
paling mengerikan adalah sepi dalam keramaian.
Bagaimana
mungkin aku menjauh jika hanya padamu keangkuhanku meluluh?
Bagaimana
mungkin aku pergi jika bayanganmu masih saja menghiasi mimpi?
Bagaimana
mungkin aku berpindah jika hanya padamu hatiku bersinggah?
Kesalahanku,
isi doaku tak pernah selain namamu.
Cinta tak
selamanya tentang kepimilikan.
Tapi cinta
adalah tentang keikhlasan.
Terimakasih
untuk segala rasa.
Kesalahanku
adalah tak pernah merasa, bahwa untukku kau tak pernah punya cinta."
-
"Destilasi Alkena"
Wira Nagara.
0 komentar:
Post a Comment