Monday, February 25, 2019

Risalah lugu & ambigu

Tak pernah tahu pasti sebab keberadaanmu disini.
semenjak rindu adalah hal yang biasa bagiku 
lalu kau datang mengubahnya menjadi candu. 
aku bercerita pada senja yang tak pernah bermaksud meningggalkan petang, karena ia tahu besok atau lusa masih akan tetap datang. 

Kau berat melangkah ke depan
karena kau tahu jalan itu tak persis layaknya yang kau inginkan. 
betatapun kau ingin menoleh kebelakang namun tetap saja, masih ambigu dan lugu. 

Cantikmu tak sekedar hanya untuk 
meluapkan hiruk pikuk diam tercengang,
tapi juga pada letak sudut pandang 
yang masih saja sama dengan yang kau dustakan. 
aku tak tahu harus memposisikan diri sejauh ini. 
jiwaku seolah tersesat, pikiran tak kasat,
dan hati tak menerima hasrat, 
ia bimbang membuka peluang, 
ia ragu mengatakan titik yang berbeda
seperti percikan api yang dipaksakan menyala. 

Aku ingin kau mengerti dalam mencari risalah dan arti.
Sel yang mengaliri otakmu begitu sayu 
yang hanya ingin memvonis sesuatu 
tanpa lebih jauh mencerca pada neraca.
kau begitu lugu mencari cara terbaik, 
bahkan tak tanggung-tanggung, 
ke khawatiranmu sungguh tak tertaklukkan.

Aku sungguh tersesat, kau membuat langkahku melambat.
telaahmu bukannya menemukan sesuatu yang kusebut solusi 
tapi bahkan anggukanmu menunjukkan harapan itu begitu tak bisa terlenyapkan. 

Ingin Pergi dari semua yang membosankan ini.
pergi dari hal konyol yang kenyataannya hanya konyol.
bukan sebuah keindahan jika tidak pergi dari ini.

Tapi jangan sekali-kali kau berkata busuk pada pikiranku.
ini adalah bentuk yang paling sempurna yang ku punya. 
jika kau berkenan, 
maka izinkan cabuti akar yang tajam tak berguna itu.






























Share:

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Tentang

"Nalar dan imajinasi yang dipengaruhi oleh kata-kata akan lebih menusuk jantung dari pada berdiam diri menatap luka. bahagia bila terlukiskan lewat alunan pena, jernih mengintip diksi yang bersembunyi dibalik meja. Dhksajak.blog hadir menemui titik tumpu mengajak luka menjadi canda, diam menjadi terbuka" Dhksajak hanya seorang yang biasa mengarahkan kata-kata dijalur yang mungkin agak berbeda. karena kita memang terlahir tak sama, namun pikiran kita bisa menyatu dengan cengkraman nyata dan seksama.