Thursday, November 11, 2021

Ruang

"Ruang"

- Syarifah Fajar Wati


Rintik hujan kian deras
aku melamunkan wajahmu sesaat
aku bertanya kepada ruang yang kini sepi tak berpenghuni
bagaimana kau disana tanpaku?
kita memang pernah satu...
tapi kini kau pergi tanpa ada kata dan pesan terakhir
adakah kata maaf ataupun terimakasih?
tak ada.

Kini kita tak lagi bersua, 
yang ada hanya saling menunggu lembar surat akhir pisah

Aku melihat tiap sisi ruang yang pernah kita lalui
kini hanya kabut dan debu...
Tenanglah, aku sudah merelakanmu dengan dia
percayalah saat kau merindukanku, disitulah titik dimana aku sudah jauh darimu
tak lagi rindu dan tak lagi mengingatmu...

Kini aku berjalan tak lagi beriringan denganmu
tanpa kau disampingku aku baik baik saja
tanpa kau disampingku aku tenang
tanpa kau aku bisa melanjutkan hariku 

terimkasih sudah pernah memberiku ruang kasih
meski tak lama
mungkin dulu sangatlah berarti
tapi kini ruang ini sudah berkabut dan berdebu
tugasku menghilangkan kabut dan membersihkan debu
agar aku bisa membuka ruang baru untuk oranglain
yang kupastikan orang itu akan membawaku kedalam kebahagian dan menjadikan ku ratu di tiap ruang ini...





Share:

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Tentang

"Nalar dan imajinasi yang dipengaruhi oleh kata-kata akan lebih menusuk jantung dari pada berdiam diri menatap luka. bahagia bila terlukiskan lewat alunan pena, jernih mengintip diksi yang bersembunyi dibalik meja. Dhksajak.blog hadir menemui titik tumpu mengajak luka menjadi canda, diam menjadi terbuka" Dhksajak hanya seorang yang biasa mengarahkan kata-kata dijalur yang mungkin agak berbeda. karena kita memang terlahir tak sama, namun pikiran kita bisa menyatu dengan cengkraman nyata dan seksama.